Jumat, 29 Agustus 2014

"GECOT PURBALINGGA"



GECOT??? Bekicot? Waahhh.. Apaan Sie... ??? :-)


                Setiap daerah biasanya memiliki makanan khas daerahnya masing-masing yang memiliki cita rasa berbeda dengan daerah lain. Biasanya makanan khas daerah tersebut selain menjadi makanan favorit masyarakat daerah tersebut juga menjadi sasaran wisata kuliner masyarakat luar daerah saat berkunjung atau berwisata.
             Mempertahankan dan mengenalkan jenis-jenis masakan atau makanan daerah perlu dilakukan oleh siapa saja yang peduli dengan makanan khas daerahnya. Selain untuk mengenalkannya kepada umum, juga untuk mengenalkannya pada generasi muda yang mungkin belum mengetahui makanan khas daerahnya.
             Tulisan ini terinspirasi dari pertanyaan adikku Kukuh Ermawanto (9Th) yang sekarang duduk di bangku MI (SD) kelas 3. Suatu hari dia mendapat tugas dari sekolahnya untuk menyebutkan nama-nama makanan khas daerahnya. Duuuuh... adekku ini harus tau juga makanan khas daerahnya.. Sempat bingung juga, apa aja ya? Nah akhirnya nemu juga, Gecot, Sroto Purbalingga, Mendoan, Lanting, dan Kue Nopia. Nah pada kesempatan kali ini saya akan mengupdate salah satu jenis makanan khas daerah saya PURBALINGGA PERWIRA, PURBALINGGA Tercinta yaitu “GECHOT”.
             “GECOT”, nama yang mungkin sedikit aneh ditelinga apalagi bagi yang baru pertama kali mendengarnya. Menurut sejarah (jere wong jaman gemien) nama “Gecot” ini adalah singkatan dari “Geal-geol nang Cocot” yang artinya jika dimakan gecot ini akan menggoyang-goyang didalam cocot (mulut). Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa “Gecot” itu singkatan dari “Gegean wes Kencot” artinya Cepet-cepet dimakan udah laper, mungkin karena terdapat kupat atau lontong didalamnya sehingga makanan ini cocok banget dimakan oleh orang yang sedang kelaperan, pasti kenyang deh.
             “Gecot” terdiri dari ketupat/lontong, kecambah, kobis, tahu, dan kerupuk dilengkapi dengan bumbu kacang. Sekilas dari bahan mungkin hampir sama dengan ketoprak atau rujak atah, tetapi soal rasa jauuuuuuh berbeda. “Gecot” terasa lebih nikmat disantap bersama mendoan panas dan teh hangat.  Biasanya di Purbalingga satu porsi “gecot” dihargai Rp 5000 – Rp 7000 saja, murah kaaaan??? Dijamin Geal-geol lidah sampai kenyang.
             Penasaran cara membuatnya? Tidak terlalu susah kok, berikut resep “Gecot Purbalingga” yang saya dapatkan dari mama dan mama mertua* tercinta yang sudah teruji di dapur DauZie:
Bahan:
200 gr Kobis
100 gr Kecambah/Tauge (rebus)
3  buah tahu kuning (goreng)
Bumbu (sambel) :
1 siung bawang putih
2 buah cabe rawit(sesuai selera)
1 buah cabe merah besar
½ cm kencur
2 sdm air asam jawa
Gula merah
Garam
50 ml air matang
Pelengkap:
Ketupat/ Lontong
Koya kacang tanah
Daun seledri (iris halus)
Bawang goreng
Kerupuk Bendera
Kecap manis
Cara menyajikan:
1.    Sajikan dengan cara masukkan potongan ketupat, potongan kobis     , kecambah, tahu goreng, daun selederi dan kerupuk.
2.    Ulek semua bumbu sambel kemudian tuang di atas piring yang sudah di isi dengan bahan-bahan, tambahkan kecapp di atasnya, kemudian taburi dengan bawang goreng. Gecot siap di sajikan
 (untuk 2 porsi)
             Demikian teman-teman, kalau penasaran bagaimana enaknya rasa “Gecot Purbalingga” sempetin mampir ke warung Gecot Bancar atau warung Gecot sebelah utara Alun-alun Purbalingga, rasanya maknyoooooos. :-) 


(*) doain yaa cepet ilangg bintangnya.. aamien.. *_^

Berikut Dokumentasinyaaaa....... 

            

1 komentar: