http://www.kizoa.com/Video-Maker/d18334395k5147753o1l1/persembahan-cinta-untuk-suamiku-
The Secret of Meaningful Life
Kamis, 26 Februari 2015
Jumat, 29 Agustus 2014
"GECOT PURBALINGGA"
GECOT??? Bekicot? Waahhh.. Apaan Sie... ??? :-)
Setiap
daerah biasanya memiliki makanan khas daerahnya masing-masing yang memiliki
cita rasa berbeda dengan daerah lain. Biasanya makanan khas daerah tersebut
selain menjadi makanan favorit masyarakat daerah tersebut juga menjadi sasaran
wisata kuliner masyarakat luar daerah saat berkunjung atau berwisata.
Mempertahankan dan mengenalkan
jenis-jenis masakan atau makanan daerah perlu dilakukan oleh siapa saja yang
peduli dengan makanan khas daerahnya. Selain untuk mengenalkannya kepada umum,
juga untuk mengenalkannya pada generasi muda yang mungkin belum mengetahui makanan
khas daerahnya.
Tulisan ini terinspirasi dari
pertanyaan adikku Kukuh Ermawanto (9Th) yang sekarang duduk di bangku MI (SD)
kelas 3. Suatu hari dia mendapat tugas dari sekolahnya untuk menyebutkan nama-nama
makanan khas daerahnya. Duuuuh... adekku ini harus tau juga makanan khas
daerahnya.. Sempat bingung juga, apa aja ya? Nah akhirnya nemu juga, Gecot,
Sroto Purbalingga, Mendoan, Lanting, dan Kue Nopia. Nah pada kesempatan kali
ini saya akan mengupdate salah satu jenis makanan khas daerah saya PURBALINGGA
PERWIRA, PURBALINGGA Tercinta yaitu “GECHOT”.
“GECOT”, nama yang mungkin sedikit
aneh ditelinga apalagi bagi yang baru pertama kali mendengarnya. Menurut
sejarah (jere wong jaman gemien) nama
“Gecot” ini adalah singkatan dari “Geal-geol nang Cocot” yang artinya jika
dimakan gecot ini akan menggoyang-goyang didalam cocot (mulut). Selain itu ada
juga yang mengatakan bahwa “Gecot” itu singkatan dari “Gegean wes Kencot”
artinya Cepet-cepet dimakan udah laper, mungkin karena terdapat kupat atau
lontong didalamnya sehingga makanan ini cocok banget dimakan oleh orang yang
sedang kelaperan, pasti kenyang deh.
“Gecot” terdiri dari
ketupat/lontong, kecambah, kobis, tahu, dan kerupuk dilengkapi dengan bumbu
kacang. Sekilas dari bahan mungkin hampir sama dengan ketoprak atau rujak atah,
tetapi soal rasa jauuuuuuh berbeda. “Gecot” terasa lebih nikmat disantap
bersama mendoan panas dan teh hangat. Biasanya di Purbalingga satu porsi “gecot”
dihargai Rp 5000 – Rp 7000 saja, murah kaaaan??? Dijamin Geal-geol lidah sampai
kenyang.
Penasaran cara membuatnya? Tidak
terlalu susah kok, berikut resep “Gecot Purbalingga” yang saya dapatkan dari
mama dan mama mertua* tercinta yang sudah teruji di dapur DauZie:
Bahan:
200 gr Kobis
100 gr
Kecambah/Tauge (rebus)
3 buah tahu kuning (goreng)
Bumbu (sambel) :
1 siung bawang
putih
2 buah cabe rawit(sesuai
selera)
1 buah cabe merah
besar
½ cm kencur
2 sdm air asam
jawa
Gula merah
Garam
50 ml air matang
Pelengkap:
Ketupat/ Lontong
Koya kacang tanah
Daun seledri
(iris halus)
Bawang goreng
Kerupuk Bendera
Kecap manis
Cara menyajikan:
1.
Sajikan dengan cara masukkan potongan ketupat,
potongan kobis , kecambah, tahu
goreng, daun selederi dan kerupuk.
2.
Ulek semua bumbu sambel kemudian tuang di atas
piring yang sudah di isi dengan bahan-bahan, tambahkan kecapp di atasnya,
kemudian taburi dengan bawang goreng. Gecot siap di sajikan
(untuk 2 porsi)
Demikian teman-teman, kalau
penasaran bagaimana enaknya rasa “Gecot Purbalingga” sempetin mampir ke warung
Gecot Bancar atau warung Gecot sebelah utara Alun-alun Purbalingga, rasanya
maknyoooooos. :-)
(*) doain yaa cepet ilangg bintangnya.. aamien.. *_^
Berikut Dokumentasinyaaaa.......
Kamis, 28 November 2013
TRIP tO DJOGJA..
Setelah sekian lamanya duduk-tidur-bangun-sholat-makan-tidur lagi-bangun lagi-dE-Es-TE ... secara, berangkat pukul 14.00 WIB dari ATM Center IPB, nyampe di Museum Merapi Pukul 08.xx itu artinya kami serombongan berada di perjalanan selama hampir 18 JAM. Hu.huu... setelah selama ituu ..akhirnya.. nyampek juga di kota GUDED.. YEEEY... :-D :-D
DJogja, Yogya, atau Jogya .. Trip kali ini disponsori oleeeh REESA (Resource and Environmental Economic Student Association)Departemen Ekonomi Sumberdaya n Lingkungan, FEM IPB, hahaha..
Jadi, minggu kemaren tuh, tepatnya Jum'at-Minggu 22-24 November 2013 kami mengikuti Fieldtrip mata kuliah Penilaian Ekonomi Kerusakan SDAL akibat Erupsi Gunung Merapi.
Tujuan pertama adalah Museum Merapi
Museum Gunung Merapi berada di lereng Selatan Gunung Merapi, di Jalan Boyong, Dusun Banteng, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Museum Gunung Merapi diresmikan pada tanggal 1 Oktober 2009 oleh Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bapak Purnomo Yusgiantoro.
Museum ini didirkan bertujuan untuk wahana pendidikan, wahana konservasi berkelanjutan serta pengembangan ilmu tentang bencana gunung merapi, gempa bumi, dan bencana alam lainnya. Museum ini terdiri dari dua lantai dan mempunyai fasilitas yang cukup lengkap sebagai media pembelajaran.
Pertama masuk, kami langsung menuju lantai 2 yaitu ke Gedung Pemutaran Film seputar Gunung Merapi, setelah itu kami menuju lantai 1 bersama guide (mbak yu Cantik, lupa namanya). Lantai pertama berisikan benda- benda koleksi museum yang dibagi menjadi beberapa ruangan dengan setiap ruangan mempunyai tema yang berbeda-beda, mulai dari Vulcano World, On the Merapi Vulcano Trail, Manusia dan Gunung Merapi, Bencana Gempa Bumi dan Tsunami, Bencana Pergerakan Tanah, Diorama, Peralatan Survei, Extra- Terestrial Vulcano, dan Fasilitas penunjang lainnya.Dilantai pertama ini kami mendapat banyak sekali ilmu pengetahuan baru seputar Gunung Api khususnya Merapi.. mbak Guide'y welcome banget n jelas banget jelasinnya, Qt juga bebas bertanya apa saja.. Sayang waktunya terbatas dan rombongan harus segera angkat kaki dari museum ini untuk melanjutkan tugas selanjutnya, yaituuuuuuu......
Goes To Cangkringan....
....CANGKRINGAN...
Disini.. kami mencari responden untuk mencari tau tentang kerusakan langsung akibat erupsi Merapi Th 2010 dan dampak yang di rasakan oleh masyarakat sekitar. Kami juga napak tilas ke Desa Kinahrejo, kampung teratas yang berada di lereng Gunung Merapi. Desa Kinahrejo ini merupakan desa dimana mbah Maridjan (alm) dan keluarga tinggal, desa ini kini hanya tinggal kenangan, punah terlahap semburan lahar Merapi. Penduduk asli kampung ini saat ini telah menempati hunian baru yaitu di tempat relokasi. Kami cukup lama disini, cukup dengan merogoh kocek Rp 20.000, kami dapat menikmati fasilitas wisata ojeg ke 3 tempat yaitu Kali Opak, Omah Mbah maridjan dan Kinahrejo.
Lagi2 masalah waktu yang membatasi kami disini.. kamipun harus segera mengikuti rombongan untuk turun dan melanjutkan ke next destination ... :-)
Setelah sekian lamanya duduk-tidur-bangun-sholat-makan-tidur lagi-bangun lagi-dE-Es-TE ... secara, berangkat pukul 14.00 WIB dari ATM Center IPB, nyampe di Museum Merapi Pukul 08.xx itu artinya kami serombongan berada di perjalanan selama hampir 18 JAM. Hu.huu... setelah selama ituu ..akhirnya.. nyampek juga di kota GUDED.. YEEEY... :-D :-D
DJogja, Yogya, atau Jogya .. Trip kali ini disponsori oleeeh REESA (Resource and Environmental Economic Student Association)Departemen Ekonomi Sumberdaya n Lingkungan, FEM IPB, hahaha..
Jadi, minggu kemaren tuh, tepatnya Jum'at-Minggu 22-24 November 2013 kami mengikuti Fieldtrip mata kuliah Penilaian Ekonomi Kerusakan SDAL akibat Erupsi Gunung Merapi.
Tujuan pertama adalah Museum Merapi
Museum Gunung Merapi berada di lereng Selatan Gunung Merapi, di Jalan Boyong, Dusun Banteng, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Museum Gunung Merapi diresmikan pada tanggal 1 Oktober 2009 oleh Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bapak Purnomo Yusgiantoro.
Museum ini didirkan bertujuan untuk wahana pendidikan, wahana konservasi berkelanjutan serta pengembangan ilmu tentang bencana gunung merapi, gempa bumi, dan bencana alam lainnya. Museum ini terdiri dari dua lantai dan mempunyai fasilitas yang cukup lengkap sebagai media pembelajaran.
Pertama masuk, kami langsung menuju lantai 2 yaitu ke Gedung Pemutaran Film seputar Gunung Merapi, setelah itu kami menuju lantai 1 bersama guide (mbak yu Cantik, lupa namanya). Lantai pertama berisikan benda- benda koleksi museum yang dibagi menjadi beberapa ruangan dengan setiap ruangan mempunyai tema yang berbeda-beda, mulai dari Vulcano World, On the Merapi Vulcano Trail, Manusia dan Gunung Merapi, Bencana Gempa Bumi dan Tsunami, Bencana Pergerakan Tanah, Diorama, Peralatan Survei, Extra- Terestrial Vulcano, dan Fasilitas penunjang lainnya.Dilantai pertama ini kami mendapat banyak sekali ilmu pengetahuan baru seputar Gunung Api khususnya Merapi.. mbak Guide'y welcome banget n jelas banget jelasinnya, Qt juga bebas bertanya apa saja.. Sayang waktunya terbatas dan rombongan harus segera angkat kaki dari museum ini untuk melanjutkan tugas selanjutnya, yaituuuuuuu......
Goes To Cangkringan....
....CANGKRINGAN...
Disini.. kami mencari responden untuk mencari tau tentang kerusakan langsung akibat erupsi Merapi Th 2010 dan dampak yang di rasakan oleh masyarakat sekitar. Kami juga napak tilas ke Desa Kinahrejo, kampung teratas yang berada di lereng Gunung Merapi. Desa Kinahrejo ini merupakan desa dimana mbah Maridjan (alm) dan keluarga tinggal, desa ini kini hanya tinggal kenangan, punah terlahap semburan lahar Merapi. Penduduk asli kampung ini saat ini telah menempati hunian baru yaitu di tempat relokasi. Kami cukup lama disini, cukup dengan merogoh kocek Rp 20.000, kami dapat menikmati fasilitas wisata ojeg ke 3 tempat yaitu Kali Opak, Omah Mbah maridjan dan Kinahrejo.
Lagi2 masalah waktu yang membatasi kami disini.. kamipun harus segera mengikuti rombongan untuk turun dan melanjutkan ke next destination ... :-)
Senin, 18 Maret 2013
Nasgor Express super HOTTT deliciousz.....
Siang2 panas kayak gini... enaknya makan nasgor Extra HOTTT.. hmnn... muantepp... ! dijamim deh,, mandi keringat n mangap2.. hahaha..... :P
Buat temen2 yang pengen nyoba menu ini, supper gampang juga koq.. ndak jauh beda dengan resep nasgor biasanya. Klo mau yang sama seperti ini, ini nie resepnya..
Bahan:
1 porsi nasi (aq pake porsi besar)
5 buah baso
3 sdm jagung manis sisir
2 lembar sawi putih
1/2 butir tomat
kecap pedas (aq pakai ABC Kecap pedas)
1 sdm minyak
2 sdm margarin
Bumbu halus:
1 sdt garam
1 siung bawang putih
2 siung bawang merah
6 buah cabai rawit merah
1 sdt Lada ( bisa pakai yang instan klo males nguleknya.. hehe)
terasi udang (terasi ABC kecil dibagi 3)
Metchin (aq ndak pakai .. :) )
Cara memasaknya sama seperti nasgor biasa juga..
1. Panaskan minyak dan margarin
2. Tumisbumbu halus sampai harum
3. Masukan Tomat, oseng-oseng sampai layu, masukkan baso, jagung dan sawi
4. Masukkan nasi, oseng2 sampai bumbu merata, tambahkan kecap pedas
5. Nasgor Extra HOtt siap disajikan
6. Taburi bumbu goreng sebagai pelengkap dan kerupuk
Mudah kan temen2... :) selamat mencoba..
Minggu, 16 September 2012
...... Kamu sudah besar, masih saja CEngEng..!
Mama.. maaf klo kata2 yg keluar dari mulutku ini kasar, ndak bermaksud seperti itu ma.. sungguh..
Rasa kangen, rindu.. yang begitu besar seringkali membuatq lepas kontrol, selalu saja Emosiku yg menguasai. Maaf ma.. Aku merindukanmu ...
Rasa kangen, rindu.. yang begitu besar seringkali membuatq lepas kontrol, selalu saja Emosiku yg menguasai. Maaf ma.. Aku merindukanmu ...
Jumat, 14 September 2012
Puput.. n me.. :)
Langganan:
Komentar (Atom)


